Percobaan Hukum Ohm – Mengenai percobaan hukum ohm akan kami jelaskan disini, Percobaan Hukum Ohm :
BAB I
PENDAHULUAN
Hukum Ohm diambil dari nama ilmuwan yang menemukannya, yaitu George Simon Ohm, seorang fisikawan dari Jerman pada tahun 1825.Prinsip yang ditemukan oleh Ohm yaitu bahwa jumlah arus listrik yang mengalir pada konduktor dalam suatu rangkaian berbanding lurus terhadap tegangan yang melewati-nya, pada temperatur berapapun. Bunyi hukum Ohm yaitu :
1. Besarnya arus listrik yang mengalir sebanding dengan besarnya beda potensial (Tegangan). Untuk sementara tegangan dan beda potensial dianggap sama walau sebenarnya kedua secara konsep berbeda. Secara matematika di tuliskan I ∞ V atau V ∞ I, Untuk menghilangkan kesebandingan ini maka perlu ditambahkan sebuah konstanta yang kemudian di kenal dengan Hambatan (R) sehingga persamaannya menjadi V = I.R. Dimana V adalah tegangan (volt), I adalah kuat arus (A) dan R adalah hambatan (Ohm).
2. Perbandingan antara tegangan dengan kuat arus merupakan suatu bilangan konstan yang disebut hambatan listrik. Secara matematika di tuliskan V/I = R atau dituliskan V = I.R
Fungsi utama hukum Ohm adalah digunakan untuk mengetahui hubungan tegangan dan kuat arus serta dapat digunakan untuk menentukan suatu hambatan beban listrik tanpa menggunakan Ohmmeter.
BAB II
PERCOBAAN HUKUM OHM
A. Dasar Teori
Kuat arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar (hambatan) besarnya sebanding dengan beda potensial (tegangan) antara ujung-ujung penghantar tersebut. Pernyataan tersebut dapat dituliskan:
V ∞ I
atau V = I.R
dimana I= Kuat arus yang mengalir dalam penghantar (Ampere)
V= Beda potensial kedua ujung penghantar (Volt)
R= Tahanan atau hambatan (Ohm)
B. Alat dan Komponen
Alat dan komponen yang digunakan dalam pelaksanaan Percobaan Ohm antara lain:
1. Catu Daya
2. Volt meter
3. Amperemeter
4. Resistor
5. Lampu
6. Kabel penghubung
7. Panel hambatan
C. Prosedur Percobaan
Set alat dan bahan percobaan hukum ohm
1. Kuat arus tetap
a. Pasanglah rangkaian listriknya seperti gambar diatas
b. Aturlah saklar dalam posisi terhubung ( ON )
c. Atur potensio pada catu daya sehingga Amperemeter menunjukkan pada Angka tertentu ( I1), catatlah penujukkan pada Amperemeter dan Volmeter serta besarnya resistor yang digunakan
d. Ulangi langkah b-c dengan mengganti resistor.
e. Dengan mengubah nilai Arus menjadi (I2) lakukan langkah b-d.
2. Hambatan tetap.
a. Pasanglah rangkaian listriknya seperti gambar diatas dan beritahukan kepadaAssisten lebih dahulu untuk diperiksa sebelum rangkaian tersebut dihubungkan dengan sumber tegangan.
b. Setelah diperiksa, aturlah saklar dalam posisi terhubung ( ON )
c. Atur ujung Voltmeter pada hambatan dengan nilai tertentu ( R1) dan catatlah besarnya arus dan tegangan.
d. Pada resistor yang sama Anda ulangi untuk Voltase yang berbeda-beda.
e. Ulangi langkah b-d dengan mengganti resistor (R2)
BAB III
KESIMPULAN
Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan kepadanya.
Nilai tegangan dari suatu penghantar ialah sebanding dengan nilai arus dan berbanding terbalik dengan besarnya hambatan pada penghantar tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik edisi ketiga. Jakarta : Erlangga
Kangenan, Marthen. 2006. Fisika Khusus SMA / MA. Jakarta : Erlangga
alljabbar.wordpress.com
hamadun.blogspot.com
ilmu-elektronika.co.cc
mediabali.net
Modul praktikum dasar II FMIPA UNS
wikipedia.com
www.scribd.com
0 comments:
Post a Comment